Rabu, 19 September 2012

Mari Mulai Menulis

Sudah cukup lama saya tidak menulis di blog ini. Bukannya saya berhenti menulis atau sibuk, tetapi saya sedang enjoy menulis di tempat lain, di Kompasiana. Setelah berminggu2 berkutat di sana, sepertinya saya harus berbagi pula kepada para pembaca blog ini, jika ada.

Mengapa saya mengkampanyekan menulis? Saya pikir, sudah waktunya masyarakat untuk sadar teknologi. Saat ini akses internet sudah semakin mudah dan murah (kecuali buat teman2 di garda terdepan sana). Internet bisa diakses dengan menggunakan laptop di tempat2 umum. Internet juga bisa diakses menggunakan modem GSM atau CDMA via jaringan mobile phone (telepon nirkabel). Harga modem ini dari waktu-ke waktu juga semakin terjangkau.

Lalu kenapa menulis? Buat saya pribadi, hidupmu adalah sejarahmu. Dan sejarah tetap dikenang melalui tulisan/catatan. Menulis sebenarnya juga merupakan kegiatan olah rasa. Melalui tulisan, kita bisa mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri kita. Melalui tulisan kita juga bisa berbagi ilmu.

Lalu kenapa Kompasiana? Sebagai pemula, kita memerlukan feedback (umpan balik) dari pembaca. Dari pengalaman saya, dengan blog pribadi hal ini sangat sulit terlaksana. Namun Kompasiana sangat memudahkan urusan ini. Di situs blog keroyokan ini, kita langsung diberi statistik jumlah pembaca.

Bila Anda tetap tertarik untuk menulis blog pribadi juga tidak apa-apa. Sekarang sudah banyak buku2 panduan menulis blog, bahkan seorang blogger/kompasianer bernama Putu Look-J memberikan lisensi buku-nya untuk dibaca gratis secara online!

Siapa saja yg seharusnya menulis? Anda semua. Ya Anda semua seharusnya mulai menulis! Topik tulisan bisa apa saja. Tentang hobi, tentang mendidik anak, tentang profesi sehari-hari, atau apa saja boleh! Yg tidak boleh, karena kita tidak tinggal di Amerika, adalah tulisan2 yg menyerang, merusak nama baik, apalagi isu SARA. Yang paling saya rekomendasi-kan untuk segera menulis adalah guru/dosen dan siswa/mahasiswa. Coba lihat tulisan2 Pak Guru Wijaya Kusumah ini. Dengan memadukan kualitas tulisannya serta profesinya sebagai pengajar, alhasil Bapak ini sering dipanggil menjadi pembicara seminar2 TIK di berbagai daerah.

Sebelum menulis, sangat saya sarankan Anda mencari inspirasi, artinya mencari nafas untuk kehidupan baru. Tokoh yg menurut saya paling cocok untuk kasus ini adalah Pak Menteri Dahlan Iskan. Topik tulisan beliau berkaitan dengan pengalaman hidup sehari2 beliau yg cukup sederhana. Dulu sebelum menjabat Menteri, beliau sering menulis tentang pelayanan berbagai perusahaan penerbangan, juga tentang kehidupan sosial/industrial di China. Topik itu diambilnya tidak lain karena beliau harus sering berobat dan terbang PP dari/ke negeri China, baik sebelum atau pun sesudah beliau "Ganti Hati". Pun saat ini, beliau masih menyempatkan diri untuk menulis. Beliau menulis tentang dinamika yg terjadi di berbagai BUMN di tanah air. Mungkin Anda memandangnya sebagai pencitraan, tetapi buat saya beliau melakukan upaya komunikasi bahwa jajaran di bawahnya sedang bekerja dan mereka inilah yg sebenarnya lebih hebat, dan hal ini bukan barang baru. Bahkan jauh sebelum beliau menjabat Dirut PLN, beliau sudah hobi menulis.

Banyak juga contoh lain tentang keunggulan menulis. Rekan2 di Kompasiana sudah banyak yg tulisan2-nya dibukukan. Blogger lainnya yg punya cerita serupa adalah Bang Pandji. Artinya, tulisan2 kita yg terkumpul bisa menjadi "investasi jangka panjang". Tentu ada syaratnya, yakni topik apa yg kita bicarakan. Kalau saya sih masih jauh dari itu, mengingat topik tulisan2 saya tidak fokus. Saya lebih senang berbagi dan sedikit meng-edukasi saja.

Tunggu apalagi? Ayo mulai menulis!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar