Senin, 18 Juni 2012

Referensi Internet

Dengan teknologi di internet yang bernama search engine, skill untuk meriset buku di kalangan para pelajar saya takutkan akan semakin menurun. Padahal saya yakin, masih banyak konten dalam Bahasa Indonesia di internet yang tidak valid, karena penulis konten kita seringkali "lupa" menulis referensi mereka. Pernahkah Anda mencari panduan tentang autentifikasi sumber data di internet? Ini penting, khususnya bagi para pelajar dan guru, yang saya pikir masih banyak yang belum tahu. Kebanyakan mereka hanya menulis "Sumber: internet", atau "Repro: internet". Padahal, buat saya, itu sama saja dengan menuliskan "Sumber: perpustakaan"?! Coba tulis "Perpustakaan" atau "Sumber: Perpustakaan", pada bagian referensi di karya ilmiah-mu, pasti bakal berbuah jeweran dari guru pendamping bukan?

Lalu apa yang sebenarnya ingin saya sampaikan? Di sini saya ingin menjelaskan sedikit tentang referensi di internet. Kalo mau tahu penjelasan yang panjang lebar (seperti sumber primer, sumber sekunder, dll.) silakan cari dan lihat di Wikipedia Bahasa Indonesia (WBI). Di sini saya langsung membahas praktisnya saja.

Pertama, seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, internet adalah sebuah perpustakaan. Di perpustakaan yang umum, tidak hanya terdapat satu jenis tulisan. Ada novel, ada buku non-fiksi, ada karya ilmiah, ada kliping, ensiklopedia, dll. Demikian pula di internet. Saya langsung ambil jenis sumber yang paling banyak di internet, yaitu sumber berupa berita online, dan karya tulis.

Untuk sumber berita, sebisa mungkin catat semua aspek non-isi yang ada. Yang termasuk penting untuk ditulis adalah: judul berita, alamat, penulis berita, dan tanggal berita. Alamat di sini sebisa mungkin ditulis bukan portal beritanya, melainkan alamat lengkapnya. Sementara hal lain bisa yang ditulis atau tidak adalah tanggal akses.

Untuk sumber karya ilmiah, sama seperti menulis referensi buku pada umumnya yaitu judul karya, tahun, penulis, dan institusi bila tidak ada penerbitnya. Ambil contoh Institut Teknologi Bandung untuk instansi universitas, atau Kementerian Pertanian untuk instansi pemerintahan.

Lalu bagaimana dengan jenis sumber lainnya? Yang pertama mungkin wikipedia. Perlu diketahui adalah data yang ditulis di WBI harus berdasarkan data faktual dan harus disertakan referensinya di bagian bawah/akhir halaman. Sebisa mungkin hindari untuk menulis "sumber: wikipedia". Coba cek referensi dari bagian yang akan dikutip, biasanya di bagian akhir dari paragraf terdapat tanda seperti [1]. Itulah referensi yang perlu dibuka dan dijadikan referensi.

Jenis sumber lainnya yang umum adalah blog. Beberapa konten blog adalah salinan dari edisi cetak. Bila dicantumkan sumber di sana, ambil itu sebagai referensi. Bila tidak ada, sebaiknya jangan gunakan konten itu sebagai referensi. Mengapa demikian? Karena blog ditulis secara bebas, dan biasanya ditulis menggunakan sudut pandang subjektif sehingga isinya sulit untuk dipertanggungjawabkan.

Jenis sumber lainnya yang juga umum adalah E-book. Istilah yang serupa adalah PDF-an. Sekali lagi ini adalah medianya. Isinya bisa jadi valid ataupun tidak, sehingga perlu diteliti siapa penulisnya dan institusi apa yang melatarbelakanginya.

Saya masih sangat menyarankan untuk mengambil referensi dari buku. Syukurnya saat ini sudah ada Google Books. Walaupun perlu koneksi internet kecepatan tinggi untuk mengaksesnya, namun situs ini bisa membantu mengingat sudah cukup banyak buku dalam Bahasa Indonesia yang dapat diakses di situs ini.

Semoga bermanfaat dan tidak lagi menulis Sumber: internet. :)

1 komentar: